ÙˆَÙ…َا Ù‡َٰØ°ِÙ‡ِ ٱلْØ­َÙŠَÙˆٰØ©ُ ٱلدُّÙ†ْÙŠَآ Ø¥ِÙ„َّا Ù„َÙ‡ْÙˆٌ ÙˆَÙ„َعِبٌ ۚ ÙˆَØ¥ِÙ†َّ ٱلدَّارَ ٱلْØ¡َاخِرَØ©َ Ù„َÙ‡ِÙ‰َ ٱلْØ­َÙŠَÙˆَانُ ۚ Ù„َÙˆْ Ùƒَانُوا۟ ÙŠَعْÙ„َÙ…ُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut:64)

Jumat, 18 Desember 2015

Pengabdian Pada Masyarakat:Optimasi Mobile Camera untuk e-commerce,Pemodalan dan Pengelolaan modal bagi pengusaha pemula

Sebagai bentuk kepedulian serta perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian terhadap masyarakat, AMIK BSI Sukabumi bekerjasama dengan STMIK Nusa Mandiri Sukabumi melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan pelatihan bagi Karang Taruna Salajambe Kabupaten Sukabumi.  Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 18 Desember 2015 di kampus AMIK BSI Sukabumi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan generasi muda agar mampu memanfaatkan teknologi informasi yang ada menjadi sebuah peluang wirausaha.
Kegiatan pengabdian ini dibagi kedalam dua sesi dimana sesi pertama bertajuk workshop “Optimasi Mobile Camera untuk e-commerce” dengan pemateri Rizal Amegia Saputra selaku Dosen dan Praktisi Entrepreneurship. Peserta diberikan pemahaman mengenai cara memanfaatkan media mobile camera yang ada, untuk digunakan dalam memasarkan produk secara online. Workshop  ini dikemas dengan sangat interaktif karena peserta mempraktekan secara langsung apa yang dijelaskan oleh pemateri.
Memasuki sesi kedua, pemuda karang taruna diajak untuk berbincang-bincang ringan dalam Talkshow yang bertema “Pemodalan dan Pengelolaan modal bagi pengusaha pemula” bersama Andi Riyanto, selaku Dosen dan Praktisi Entrepreneurship. Pada sesi ini dibahas bagaimana merencanakan usaha dengan membuat proposal usaha dan mengelola modal yang baik sehingga dapat diketahui titik impas atau break event pointnya dengan menerapkan prinsip dan ilmu akuntansi, sehingga para peserta dapat termotivasi dan terbantu dalam memulai dan merencanakan usaha.
Respon dari peserta Karang Taruna sangat baik, “Materi yang diberikan sangat pas untuk Karang Taruna kita sekarang, sesuai dengan rencana usaha yang akan dibuka oleh Karang Taruna Selajambe. Ini merupakan bekal untuk kita dalam mengolah modal awal membuka usaha dan materi workshop juga dapat dijadikan sebagai peluang bisnis” ujar salah satu peserta.
Melalui kegiatan pengabdian masyarakat Karang Taruna Salajambe ini diharapkan dapat membawa manfaat dan menjadi bekal para pemuda Karang Taruna dalam menghadapi ketatnya persaingan dunia usaha untuk kemudian menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat demi kesejahteraan sosial. LPPM BSI & Nusa Mandiri Sukabumi. (Heri K)

Rabu, 30 September 2015

DNS Amplification Attack

Jaringan Anda lambat? Jaringan Anda teridentifikasi melakukan serangan yang massiv menuju port 53 dengan target IP tertentu (banyak)?
Sudah bisa dipastikan jaringan Anda terdampak "DNS Amplification Attack"

Menurut "Laporan Bulanan Tingkatan Keamanan Internet Nasional" dari Id-SIRTII/CC, sejak April 2014 sampai Agustus 2015 serangan terbesar terjadi dengan target Port 53 (DNS), dan yang terbesar terindikasi berupa serangan "DNS Amplification Attack"

Untuk melakukan antisipasi terhadap kemungkinan DNS Server dan Jaringan Anda terdampak jenis serangan ini, silahkan lakukan pengujian terhadap jaringan Anda dengan tools berikut :
http://www.openresolver.jp/en/confirm.htm
atau
http://openresolverproject.org/
Dan Untuk pengujian terhadap DNS Server Anda (IP Publik) silahkan gunakan tools ini :
http://openresolver.com/
Dan Script toolsnya dapat Anda download di sini :
http://openresolver.com/openvz-scan.sh
Referensi vulnerability terdapat di sini :
https://www.us-cert.gov/ncas/alerts/TA13-088A
Semoga bermanfaat.

Kamis, 16 April 2015

Membangun Hotspot Sederhana

Perkembangan Jaringan
  1. PC Stand Alone
  2. PC  to PC Communication
  3. LAN
  4. Internet
  5. Wireless Access (WLAN : 802.11 a/b/g/n)
  6. WiMAX (802.16)


 Protokol IEEE 802.11x


Wireless LAN

HoTSpot
1. Fungsi
  • Titik akses ke jaringan komputer lokal
  • Titik akses ke internet
2. Membuka peluang akses internet secara fleksibel
  • Ubiquitos Computing (dimana saja, kapan saja, dengan apa saja)
3. Menyediakan metode penyediaan jaringan secara mudah dan murah
  • Menarik bagi negara berkembang
  • Mengatasi Digital Divide

Ancaman Keamanan
  • Interruption: Suatu aset dari suatu sistem diserang sehingga menjadi tidak tersedia atau tidak dapat dipakai oleh   yang berwenang. Contoh : Perusakan/modifikasi terhadap piranti keras atau saluran jaringan
  • Interception: Suatu pihak yang tidak berwenang mendapatkan akses pada suatu aset. Pihak yang dimaksud bisa berupa orang, program, atau sistem yang lain. Contoh : Penyadapan terhadap data dalam suatu jaringan
  • Modification:Suatu pihak yang tidak berwenang dapat melakukan perubahan terhadap suatu aset.Contoh : Perubahan nilai pada file data, modifikasi program sehingga berjalan dengan tidak semestinya, dan modifikasi pesan yang sedang ditransmisikan dalam jaringan.
  • Fabrication:Suatu pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem.        Contoh : Pengiriman pesan palsu kepada orang lain

Kelemahan Jaringan Wireless
1. Kelemahan konfigurasi
  • Setting perangkat secara Default
  • Tanpa enkripsi (Unsecure)

2. Kelemahan jenis enkripsi
  • Wired Equivalent Privacy (WEP)  Mudah dipecahkan
  • WPA-PSK sudah dapat dipecahkan secara offline
3. Kelemahan pada lapisan fisik
  • Menggunakan gelombang radio pada frekuensi umum
  • Tidak mudah melakukan pembatasan jangkauan area
4. Kelemahan pada lapisan MAC (Data Layer)
  • Bandwidth menurun jika terlalu banyak node pada kanal yang sama
  • MAC Address mudah di-spoofing (ditiru atau diduplikasi)
Ancaman terhadap WLAN
  • Penyadapan (Interception) Sangat mudah dilakukan, dan tidak asing bagi “Hacker”
  • Injection Pada saat transmisi melalui radio, dimungkinkan dilakukan injection; tidak ada proses validasi akan siapa yang terhubung atau siapa yang memutuskan koneksi saat itu
  • Jamming Sangat dimungkinkan terjadi, karena sengaja atau karena ketidaktahuan pengguna.
  • Locating Mobile Nodes Dengan berbagai software, setiap orang mampu melakukan Wireless Site Survey (dengan bantuan GPS, Net Stumbler)
  • Access control Perlu didisain agar dapat memisahkan node atau host yang dapat dipercaya dan yang tidak.
  • Hijacking Serangan Man in the Middle dapat terjadi pada wireless,  karena berbagai kelemahan protokol sehingga memungkinkan terjadi hijacking
Perlindungan Diri
  • Membangun lingkungan yang aman. Contoh : Tempest Room, VPN, hotspot yang aman
  • Menggunakan perangkat &  tools pengaman. Contoh : Firewall, Encryption/Decryption, Secure Applications/Devices
  • Mengubah kebiasaan. Contoh : SOP pengecekan keamanan, Sadar terhadap resiko / konsekuensi dari segala aktifitas individu, Kebijakan keamanan (Security Policy)

Teknik Keamanan pada WLAN
  • Melakukan pengamanan administratif : Menyembunyikan Service Set ID (SSID),mengubah password administrator & membatasi ijin untuk mengkonfigurasi Access Point
  • Menggunakan pengaman (enkripsi)
  • Mematikan broadcast SSID (blok broadcast SSID)
  • Melakukan Filter MAC Address 

Mengubah SSID

Secara standar (default), nama suatu SSID yang diberikan oleh setiap vendor peralatan adalah dengan nama ‘default’
 Gantilah dengan nama yang tidak menunjukkan / menggambarkan nama organisasi anda

Mengubah Password Administrator
Secara standar (default), password administrator dari jenis access point 3Com adalah : “admin”, “1234”, “cisco”, “password”, dll


Membuat Password
  • Buatlah password berupa suatu kalimat (Passphrase)
  • Panjang password antara 10 s/d 12 karakter
  • Memiliki kompleksitas yang tinggi. Password terdiri dari : huruf kapital, huruf kecil, angka & tanda baca (Spesial Character)
  • Password ≠ User Name
  • Ubah password tersebut secara periodik (Mak. 30 hari)
Membatasi Ijin Konfigurasi
Lakukan pembatasan konfigurasi Access Point, hanya dari IP Address tertentu



Menggunakan Pengamanan (Enkripsi)
  • Sistem WirelessSistem terbuka (Open System) & sistem tertutup (Share Key Authentications)
  • PengamananWired Equivalent Privacy (WEP) & Wi-Fi Protected Access (WPA)
WEP vs WPA
Pengaman WLAN menggunakan WEP 64-bit
Pengaman WLAN menggunakan WPA-PSK
Mematikan Broadcast SSID
  • Sifat SSID adalah mem-broadcast nama jaringan
  • Sebaiknya nama SSID di-blok agar tidak mem-broadcast, agar client memasukkan nama SSID secara manual
Konfigurasi untuk mem-blok broadcast SSID







Filtering MAC Address
Lakukan filter terhadap MAC Address perangkat yang diijinkan mengakses jaringan wireless

Konfigurasi untuk mem-filter MAC address
Seberapa mungkin AMAN ?
  • Tidak ada kondisi 100% AMAN
  • Hubungan terbalik antara “KEAMANAN” dengan “KENYAMANAN”
  • Semakin nyaman, semakin tidak aman
  • Semakin aman, semakin tidak nyaman


Referensi:
Materi CNS Material Moch.Wahyudi, 06 Mei 2009, http://www.wahyudi.or.id





Kamis, 09 April 2015

Konsep Subnetting, Siapa Takut?

Subnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi  momok  bagi  student  atau  instruktur  yang  sedang  menyelesaikan  kurikulum  CCNA  1  program  CNAP  (Cisco  Networking  Academy  Program).  Untuk  menjelaskan  tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di  sekitar kita. 

Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor  08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto. 
Ketika  rumah  di  wilayah  itu  makin  banyak,  tentu  kemungkinan menimbulkan  keruwetan  dan kemacetan.  Karena  itulah  kemudian  diadakan  pengaturan  lagi,  dibuat  gang-gang,  rumah  yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah: 
Konsep   seperti   inilah   sebenarnya   konsep   subnetting   itu. Disatu   sisi   ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki  15 komputer  (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS  (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut. 
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah.   Gang   adalah   SUBNET,   masing-masing   subnet   memiliki   HOST   ADDRESS   dan BROADCAST ADDRESS. 
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan  gang,  atau  membagi  network  dan  hostnya.  Address  mana  saja  yang  berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami 

sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet  (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb: 

Penghitungan Subnetting, Siapa Takut? 
Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya  semua  pertanyaan  tentang  subnetting  akan  berkisar  di  empat  masalah:  Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast. 

Penulisan IP address umumnya adalah dengan  192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24,  apa  ini  artinya?  Artinya  bahwa  IP  address  192.168.1.2  dengan  subnet  mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya,  /24 diambil dari penghitungan bahwa  24 bit subnet mask   diselubung   dengan   binari 1.   Atau   dengan   kata   lain,   subnet   masknya   adalah: 
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. 

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah: 

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C 
Ok,  sekarang  mari  langsung  latihan  saja.  Subnetting  seperti  apa  yang  terjadi  dengan  sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ? 
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C     dengan     Subnet     Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192). 
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan  berpusat  di  4  hal,  jumlah  subnet,  jumlah  host  per  subnet,  blok  subnet,  alamat  host  dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu: 
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan  3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet 
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host 
  3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah  64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. 
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. 
Sebagai  catatan,  host pertama  adalah  1  angka  setelah  subnet,  dan  broadcast  adalah  1 
angka sebelum subnet berikutnya. 
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya. 

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B 
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang  bisa  digunakan  untuk  subnetting  class  B  adalah  seperti  dibawah.  Sengaja  saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang  “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR  /17 sampai  /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan  seperti Class  C  yang  “dimainkan”  di  oktet  keempat.  Sedangkan  CIDR  /25  sampai  /30 (kelipatan) blok subnet kita  “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Ok,  kita  coba  dua  soal  untuk  kedua  teknik  subnetting  untuk  Class  B.  Kita  mulai  dari  yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0). Penghitungan: 
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah  Subnet adalah 22 = 4 subnet 
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya  binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host 
  3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192.  Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. 
  4. Alamat host dan broadcast yang valid? 
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25. 

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan     Subnet     Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128). Penghitungan: 
  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet 
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host 
  3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128) 
  4. Alamat host dan broadcast yang valid? 

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A 
Kalau  sudah  mantab  dan  paham,  kita  lanjut  ke  Class  A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet  3 dan  4  (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2,  3 dan  4  (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30. 

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16. 
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan     Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0). Penghitungan: 
1.  Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet 
2.  Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host 
3.  Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc. 
4.  Alamat host dan broadcast yang valid? 

Catatan:  Semua  penghitungan  subnet  diatas  berasumsikan  bahwa  IP  Subnet-Zeroes  (dan  IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya  secara  default (meskipun  di  kenyataan  kita  bisa mengaktifkannya  dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soalsoal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2 
Referensi: 
  1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005. 
  2. Module  CCNA 1  Chapter 9-10,  Cisco  Networking  Academy  Program (CNAP), Cisco Systems.
  3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004. 
  4. Materi CCNA Romi Satria Wahono : http://romisatriawahono.net 

Rabu, 08 April 2015

Over Clock: Teori dan Pelaksanaannya

Teknik overclock sudah dikenal dalam dunia hardware sejak beberapa tahun yang lalu. Bukan hanya pada processor kelas Pentium ke atas, pada kelas 486 pun sudah dikenal teknik overclock ini.

Sebelum Anda melanjutkan membaca artikel ini, kita buat perjanjian terlebih dahulu:
“pelaksanaan overclock dan segala risikonya menjadi tanggung jawab Anda sendiri, jika Anda tidak setuju dengan overclock Anda tidak perlu melaksanakannya. Oke?"
Pendapat orang mengenai overclock ini pun bermacam-macam, sebagian pro, sebagian lagi kontra.
Bus Frequency CPU Frequency dan Multiplier.
Sebelum kita melanjutkan pembahasan, mari kita menyamakan definisi yang akan banyak digunakan dalam artikel ini. Bus frequency, biasa juga disebut bus clock atau bus speed adalah frekuensi kerja dari bus yang ada di motherboard. Frekuensi CPU, disebut juga CPU Clock atau CPU Speed, adalah frekuensi kerja dari processor. Misalnya pada Processor Pentium bekerja pada CPU clock 133 MHz, maka dalam tiap detik processor akan melakukan 133 cycle ‘putaran’ di mana tiap satu cycle prosessor dapat melakukan beberapa operasi sederhana atau beberapa cycle untuk satu instruksi yang kompleks. Oh ya, sebelumnya penulis mohon maaf jika dalam artikel ini istilah frekuensi, clock dan speed tampaknya akan sering tertukar-tukar, tapi penulis akan berusaha menggunakan clock. Sebenarnya yang cocok adalah frekuensi dan clock, sedangkan speed dalam MHz merupakan satu hal yang salah kaprah.

Multiplier ‘pengali’ adalah suatu factor yang menjadi faktor perbandingan Antara CPU clock dan bus clock. Rumus yang digunakan adalah:

CPU Clock = bus clock x multiplier

Jadi jika Anda memiliki Pentium 133 maka persamaan matematisnya adalah 133= 66 x 2, dimana 66 MHz adalah bus clock dan 2 adalah multiplier. Aneh ya, 133=66 x 2 memang tidak tepat, karena sebenarnya adalah 133,33… = 66.66… x 2.

Mengapa OverClock dapat dilakukan?

Sebagian besar pembaca tentu bertanya, mengapa overclock dapat dilakukan? Mengapa processor Pentium 100 dapat dijadikan Pentium 133? Menurut pengetahuan penulis, hal itu disebabkan karena informasi CPU clock tidak ada pada CPU tapi merupakan hasil pengolahan di motherboard. Tidak ada informasi pada processor yang menyatakan bahwa processor tersebut Pentium 100 atau Pentium 133. Namun sebenarnya ada sih informasinya, yaitu tulisan 100 atau 133 di pojok kiri bawah processor. Jadi pada prinsipnya BIOS mengenali CPU clock berdasarkan informasi bus clock dan multiplier yang dikonfigurasikan pada motherboard. Sehingga jika kita mengkonfigurasi multiplier dan bus clock untuk CPU clock tertentu maka processor akan bekerja pada CPU clock tersebut.

Overclock dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan meningkatkan multiplier, meningkatkan bus clock, atau keduanya. Jika Anda dapat mengubah keduanya……, selamat Anda dapat meningkatkan CPU clock secara besar-besaran.

Dalam beberapa situs di internet penulis mendapatkan informasi mengenai bagaimana proses pembuatan prosessor. Silahkan Anda pertimbangkan, informasi ini benar atau salah. Begini, bila suatu processor selesai dibuat misalkan Pentium maka processor tersebut akan di tes pada CPU clock tertinggi, misalkan 200 MHz. jika processor tersebut lulus uji coba maka processor tersebut akan dicap Pentium 200. Jika gagal, tes diturunkan menjadi 166 MHz. jika berhasil pada 166 MHz maka processor akan dicap Pentium 166. Jika gagal lagi, tes diturunkan lagi menjadi 150 MHz, demikian seterusnya. Mengapa processor lulus uji pada clock yang berbeda-beda? Menurut penulis, alasannya adalah sebagai berikut. Pertama, teknologi yang digunakan. Semakin lama teknologi pembuatan processor akan menggunakan teknologi yang ukuran semi konduktornya semakin kecil. Semakin kecil ukurannya, semakin kecil panas yang dihasilkan sehingga processor dapat bekerja pada clock yang lebih tinggi. Alasan kedua adalah proses pembuatan yang tidak sama pada tiap processor. Tentunya Anda pernah melihat iklan Intel di televisi yang menggambarkan tokoh pembuat processor di Intel yang menggunakan pakaian tertutup rapat, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kebersihan ruangan pembuatan. jika pada pembuatan suatu processor, kotoran (misal debu, dsb) yang ikut terikat semakin banyak maka kualitasnya akan semakin buruk. Sehingga pada processor yang lebih ‘bersih’ bisa bekerja pada clock yang lebih tinggi dibandingkan processor lain.

Ada juga informasi yang menyatakan bahwa untuk memenuhi permintaan pasar produsen processor terpaksa menurunkan CPU clock processornya. Misalkan pada suatu saat permintaan Pentium 150 meningkat sedangkan stok processor yang ada sebagian besar lulus tes untuk Pentium 166, maka untuk memenuhi permintaan pasar tersebut Pentium 166 tadi dicap menjadi Pentium 150. Jika Anda mendapatkan CPU yang seperti ini, Anda benar-benar beruntung.


Kekurangan overclocking
Sebelum kita membahas mengenai kelebihan overclock, lebih menarik kalau kita membahas mengenai kekurangannya. Seperti telah pengasuh sebutkan bahwa sedikit atau banyak kita akan menerima kompensasi atas kecepatan yang kita peroleh. Jenis kompensasi pun bermacam-macam dari yang mudah diterima sampai yang perlu dipikir berulang kali.

Kekurangan yang utama dan menjadi penyebab kekurangan yang lain adalah panas. Panas yang berlebihan ditimbulkan karena prosesor dipaksa bekerja pada clock yang lebih tinggi dari clock yang direkomendasikan berdasarkan hasil tes di pabrik. Panas yang berlebih ini dapat kita tekan dengan memperbaiki sistem pendingin yang ada, sehingga suhu dari prosesor tetap stabil di bawah nilai ambangnya (sekitar 80 derajat celcius).

Panas berlebih yang ditimbulkan dapat menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti electromigration. Selain itu integritas data pun sering terpengaruh oleh panas yang berlebih yang dapat menyebabkan kesalahan perhitungan dan sebagainya. Dengan panas yang tidak dikendalikan sistem pun menjadi sedikit tidak stabil karena sedikit banyak ada resiko akan terjadinya hang secara acak. Namun Anda tidak perlu khawatir, sebagian besar komputer yang telah pengasuh overclock tetap bekerja dengan normal walaupun telah dijalankan berjam-jam.
Kekurangan-kekurangan ini dapat Anda jadikan pertimbangan apakah Anda akan melakukan overclock atau tidak. Saran pengasuh, jangan katakan tidak sebelum Anda mencoba dan merasakan hebatnya overclock ini.

Kelebihan OverClock
Setelah kita membahas kekurangan overclock, mari kita bahas kelebihannya. Kelebihan pertama tentu saja komputer kita akan bekerja lebih cepat dari biasanya. Peningkatan kecepatan yang diperoleh sama persis, pengasuh ulangi, sama persis seolah-olah Anda memang menggunakan prosesor dengan clock yang lebih tinggi. Jika Anda meng-overclock Pentium 166 menjadi Pentium 200 maka Anda akan benar-benar merasakan kecepatan prosesor yang sama cepat dengan komputer dengan prosesor Pentium 200. Bahkan dengan sedikit trik, Anda dapat menyulap komputer dengan prosesor Pentium 166 sehingga menjadi lebih cepat dibandingkan dengan yang menggunakan prosesor Pentium 200. Tidak percaya? Baca terus menu utama kali ini dan buktikan sendiri! Kelebihan yang ketiga adalah murah. Jika Anda beruntung, Anda tidak membutuhkan biaya sama sekali. Benar-benar berharga 0 rupiah (dan 0 dollar…). Sekalipun Anda tidak beruntung, biaya yang Anda perlukan hanyalah biaya untuk membeli perlengkapan pendingin prosesor. Lumayan kan, ketimbang membeli prosesor baru untuk upgrade. Kelebihan lain yang tidak kalah menarik, yaitu Anda dapat membuat CPU clock yang tidak ada di pasaran, misalnya Pentium 180, Pentium 188, Pentium 225 dan semacamnya.

Pertimbangan hardware
Ada beberapa pertimbangan mengenai perangkat keras yang harus Anda pikirkan. Empat perangkat keras yang penting dalam overclock adalah CPU, motherboard, RAM dan expansion card.

CPU
CPU merupakan inti dari overclock yang akan kita lakukan. Secara teori, hampir semua CPU sebenarnya bisa di-overclock. Tetapi yang menjadi masalah adalah motherboardnya. Pada motherboard 486 dan sebagian motherboard 486 yang lama hampir-hampir tidak ada setting untuk mengubah multiplier atau bus clock karena CPU sudah terpasang pada motherboard dan tidak dapat diganti. Lagipula pada masa itu, jarang sekali pembelian komputer disertai dengan buku manual motherboardnya.

Apakah semua CPU bisa di-overclock? Bisa, walaupun ada beberapa prosesor yang dirancang dengan setting tertentu sehingga hanya menerima setting multiplier maksimum 2. Misalnya Pentium 133 dengan seri ‘SU073’, yang sampai saat ini pengasuh belum menemukan seri ini yang dapat dijalankan pada multiplier di atas 2. Untuk CPU semacam ini maka overclock hanya dapat dilakukan dengan meningkatkan bus clock.

 Sebagian besar prosessor dapat di overclock, lengkapnya lihat gambar 1.
Gambar 1. Beberapa CPU yang dapat di overclock

CPU clock setelah overclock pada Tabel 1 adalah CPU clock yang normal, sebenarnya masih banyak CPU clock yang mungkin Anda dapatkan seperti 180, 188, 208, 225, bahkan mungkin Anda mendapatkan CPU clock yang lebih tinggi.

Tabel 1. Perbandingan CPU clock
Prosesor Cyrix 6x86 dan AMD K5 memiliki konfigurasi yang lain dari yang lain. Sebenarnya pengasuh ingin menulis informasi mengenai prosesor Cyrix tapi karena keterbatasan waktu dan informasi pengasuh hanya akan membahas prosesor AMD K5. Sebagian besar prosesor AMD K5 memiliki konfigurasi CPU clock yang berbeda dengan rating PR (performance rating)yang tertulis. AMD K5-PR166 tidak bekerja pada CPU clock 166 MHz. Daftar CPU clock yang lengkap untuk AMD dapat Anda lihat pada tabel 2.

Tabel 2. Konfigurasi untuk AMD K5
Untuk prosesor AMD K5 PR75 sampai PR133 tampaknya memiliki multiplier yang dikunci pada 1,5 berapapun Anda menyetelnya pada motherboard, sehingga kita hanya dapat mengubah bus clock saja. Tapi tidak dengan AMD K5-PR166 karena pada prosesor ini mendukung beberapa multiplier. AMD pun menciptakan setting mulitiplier yang berbeda antara yang dibuat di motherboard dan multiplier yang sebenarnya diterapkan di prosesor. Misalkan pada motherboard Anda buat K5-PR166 bekerja pada 66x2,5 maka pada prosesor sebenarnya yang terjadi adalah 66x1,75 karena AMD K5-PR166 akan mengubah multiplier 2,5 di motherboard menjadi 1,75 di prosesor. lengkapnya dapat Anda lihat pada tabel 3.

Tabel 3. Pengubahan multiplier pada AMD K5-PR166

Tapi untuk overclock pada K5-PR166 Anda dapat menggunakan konfigurasi pada motherboard sama dengan Pentium 166. Misalnya untuk meng-overclock K5-PR166 menjadi K5-PR200 maka Anda dapat mengubah konfigurasi pada motherboard menjadi 66 MHz x 3 walaupun pada prosesor sebenarnya yang terjadi adalah 66 MHz x 2 = 133 MHz.

Prosesor Cyrix menggunakan cara yang mirip dengan AMD K5 karena prosesor Cyrix juga bekerja tidak sesuai dengan clock pada ratingnya. Misalnya Cyrix 6x86 PR-120+ sebenarnya bekerja pada clock 100 MHz, PR-133+ pada 110 MHz, PR-150+ pada 120 MHz, PR-166+ pada 133 MHz dan PR-200+ pada 150 MHz.

Saat ini prosesor yang mendapat gelar juara untuk overclock adalah AMD K6 dan AMD K6-2. Dari berbagai informasi yang pengasuh terima, prosesor ini hampir dapat bekerja pada berbagai konfigurasi multiplier dan bus clock. Tanpa overclock saja prosesor ini sudah begitu memukau, setelah di-overclock banyak overclocker dari seluruh dunia yang melaporkan prosesor AMD K6 berhasil di overclock sehingga mengalahkan Pentium II. Tapi ada satu kelemahan (kalau boleh disebut begitu) untuk AMD K6, yaitu mudah dipalsukan (remark). Karena prosesor ini hampir selalu dapat di-overclock sampai-sampai disindir "AMD K6-166 pun bisa di-remark menjadi AMD K6-233 oleh anak kecil". Jadi kalau Anda berminat membeli AMD K6, hati-hati jangan sampai membeli prosesor yang memang sudah di-remark. Be careful!

Motherboard dan Manual
Motherboard juga merupakan komponen yang penting untuk melakukan overclock. Karena itu keberhasilan overclock juga bergantung pada motherboard. Overclock dengan peningkatan multiplier memang sangat ditentukan oleh prosesor tapi overclock dengan meningkatkan bus clock sangat ditentukan oleh motherboard. Kalaupun motherboard Anda mendukung bus clock yang tinggi, belum tentu motherboard Anda stabil pada bus clock tersebut. Beberapa motherboard setelah dites ternyata tidak stabil pada bus clock yang lebih tinggi.

Manual motherboard adalah pendamping motherboard yang sangat membantu. Dengan memiliki manual motherboard dengan mudah kita mendapatkan informasi bagaimana cara meningkatkan multiplier atau bus clock.

Umumnya untuk melakukan overclock kita cukup dengan mengubah konfigurasi jumper. Jumper yang diubah bisa beberapa buah, tergantung motherboard yang kita miliki dan konfigurasi overclock yang kita inginkan. Bahkan pengasuh cukup mengubah satu jumper untuk meng-overclock AMD K5-PR166 menjadi AMD K5-PR200.

RAM
Penggunaan RAM yang cepat sangat membantu kestabilan sistem jika Anda melakukan overclock dengan meningkatkan bus clock. Jika kita meningkatkan bus clock berarti kecepatan baca dan tulis dari motherboard ke chip memori akan meningkat sehingga jika kita menggunakan RAM yang lambat akan menyebabkan chip RAM tidak mampu melayani permintaan baca atau tulis dari motherboard, maka akan terjadi kegagalan pembacaan memori yang kemungkinan besar akan menyebabkan terjadinya crash pada komputer. Penggunaan chip memori yang semakin cepat akan menyebabkan Anda dapat dengan tenang melakukan overclock dengan meningkatkan bus clock.

Gambar 2. SDRAM sangat bagus untuk overclock
Saat ini banyak digunakan RAM dengan waktu akses 70ns, 60ns dan 50ns dengan tipe memori biasa (FPM = Fast Page Mode) atau EDO (Extended Data Out). Sebenarnya menurut pengasuh saat ini jenis memori yang sangat baik adalah SDRAM yang memiliki waktu akses sangat cepat, sebagai contoh SDRAM milik pengasuh berukuran 32 MB dengan waktu akses 10ns. Kelebihan SDRAM dibandingkan dengan tipe lainnya antara lain adalah kemampuan SDRAM untuk mengikuti clock di motherboard sehingga kerja SDRAM selalu sinkron dengan motherboard. Untuk bus clock yang tinggi disarankan menggunakan SDRAM, khusus untuk bus clock 100 MHz (sangat tinggi!) hanya beberapa SDRAM (EDO sudah tidak mampu) yang benar-benar mampu bekerja di sana, standarnya disebut PC100 SDRAM.


I/O card
Pertimbangan mengenai I/O card perlu Anda lakukan jika Anda meningkatkan bus clock menjadi di atas standar. Tidak semua I/O card dirancang dan mau bekerja pada bus clock yang tinggi. Ketidakmampuan I/O card untuk bekerja pada bus yang tinggi dapat mengakibatkan ketidakberesan kerja card tersebut.

Untuk I/O card yang berjenis PCI biasanya memiliki clock setengah dari bus clock. Misalkan Anda menggunakan bus clock 66 MHz maka card pada PCI akan bekerja pada clock 33 MHz. Untuk PCI versi 2.1 Anda dapat memaksa card pada PCI untuk bekerja sampai clock 66 MHz. Sedangkan untuk card jenis ISA akan bekerja pada beberapa clock yang berbeda. Umumnya clock dari ISA dapat diatur melalui setup BIOS, misalkan pada clock sekitar 7-8 MHz, 1/4 atau 1/3 dari bus clock.

-Bersambung->


Jumat, 03 April 2015

Mengatasi Masalah Printer Dot-Matrix

Printer dot-matrix merupakan salah satu jenis printer yang masih banyak digemari, selain harganya terjangkai biaya perawatannya pun murah. Tetapi kadang-kadang kita sempat dibuat bingung kalau printer yang sering kita pakai tersebut tiba-tiba menimbulkan sedikit masalah.

Bagaimana kalau printer yang sering kita pakai setiap hari tiba-tiba rusak, sudah barang tentu  Anda jengkel dibuatnya. Apalagi kalau  Anda harus mencetak hasil pekerjaan  Anda sekarang juga dan  Anda tidak punya waktu untuk membawanya ke toko reparasi. Jika  Anda mengalami hal tersebut, langkah pertama yang  Anda lakukan adalah  Anda tidak perlu panik.

Artikel ini berisikan cara-cara mudah mengatasi kerusakan-kerusaksn kecil pada printer dot-matrix  Anda, terutama printer dot matrix yang masih sekeluarga dengan Epson.

Printer Tidak Mau Mencetak
Masalah ini seringkali timbul biasanya disebabkan karena lupa cara pemakaiannya atau mungkin “tidak tahu” cara memakainya. Mungkin salah satu dari beberapa tip berikut ini dapat menyelesaikan masalah  Anda:
  1. Cobalah periksa sekali lagi apakah printer  Anda sudah dalam keadaan on.
  2. Cobalah periksa apakah kertas sudah berada dalam posisi yang benar. Jika belum, aturlah kedudukan kertas dan reset-lah printer sekali lagi.
  3. Cobalah lihat kembali apakah kabel penghubung antara printer dan komputer sudah terpasang dengan baik. Periksa juga apakah kabel untuk arus AC sudah  Anda pasang.
  4. Jika masalah terletak pada headnya sebaiknya langsung saja  Anda ikuti langkah-langkah untuk memperbaiki head yang macet.

Hasil Cetakan Tidak Jelas
Seringkali membuat kita bingung, hasil cetakan tidak jelas atau kabur padahal pita masih dalam keadaan baru. Banyak hal yang menjadi penyebab masalah seperti ini. Salah satu tip berikut ini mungkin cocok untuk menyelesaikan masalah yang sedang  Anda hadapi.
  1. Periksalah apakah pita sudah berada pada posisi yang benar.
  2. Periksalah apakah pita sudah dapat bergerak dengan lancar didalam kotaknya.
  3. Ada kemungkinan head printer  Anda perlu diganti karena mungkin sudah terlalu lama dipakai. Untuk itu  Anda sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada toko reparaasi apakah hal ini perlu dilakukan.
Karakter Tercetak Tidak Normal
Karakter yang tidak sesuai ini sering kali timbul karena salah sewaktu mengeset tipe karakter mana yang akan digunakan dalam mencetak. Untuk itu  Anda dapat mengatur DIP switch 1-6 sampai DIP Switch 1-8. Jika yang dicetak adalah karakter grafik, periksalah apakah  Anda sudah menginstall software yang  Anda pakai sesuai dengan printer yang  Anda gunakan dan yakinkan  Anda sudah mengeset kedudukan DIP Switch 1-3 dengan benar.

Untuk lebih jelasnya penulis akan menggambarkan kedudukan DIP Switch yang berada dibagian belakang printer melalui tabel berikut ini.
Tabel 1: DIP Switch 1-5



Perhatian!
Selama mengatur kedudukan DIP Switch printer harus dalam keadaan off atau tidak dialiri listrik.
DIP switch 1-6 sampai 1-8 berfungsi untuk mengatur international Character Set yang akan digunakan dalam mencetak. Nah, untuk mengetahui kedudukan masing-masing switch untuk setiap jenis karakter  Anda dapat melihatnya kembali pada buku manual, begitu juga untuk tabel DIP Switch 2.

Memperbaiki Head Printer Macet
Jika  Anda perhatikan kerja sebuah printer dot matrix EPSON LX-800, maka  Anda dapat melihat dua buah rel utama (rel) tempat head tersebut bergerak selagi mencetak. Rel pertama berbentuk silinder dan terletak di bawah kepala head, sedangkan yang kedua (tidak berbentuk silinder) terletak dibelakangnya di bawah ribbon cartridge (kotak pita). Kedua rel inilah yang akan menjadi focus dalam memperbaiki head printer yang macet ini.

Penyebab Kerusakan
Salah satu sebab head printer menjadi macet adalah diakibatkan oleh menumpuknya debu-debu di sekitar head. Hal ini mungkin disebabkan karena jarang dipakai atau bisa juga karena kertas yang masuk terlalu kotor sehingga kotoran yang menempel pada kertas menyumbat head printer untuk bergerak. Atau bisa juga karena rel-rel tempat head bergerak kurang “diminyaki” sehingga jalannya agak tersendat-sendat.

Jika printer yang rusak tadi tetap  Anda paksakan untuk dipakai, maka pada saat printer mulai menyala, printer akan mengeluarkan getaran yang agak keras pada headnya dan akhirnya tombol-tombol panel (lihat buku manual) tidak akan berfungsi sama sekali.

Langkah-langkah Memperbaiki
Untuk memperbaiki printer tersebut ikutilah  Anda harus terlebih dahulu mengikuti langkah-langkah persiapan berikut:
  1. Ketika memperbaiki, printer harus dalam keadaan off atau tidak di aliri listrik.
  2. Siapkan sebuah lap bersih yang lembut dan sedikit oli yang masih bagus (oli yang masih baru). Oli ini nantinya akan kita gunakan sebagai pelican kedua rel tempat head bergerak tadi.
  3. Ketika membersihkan jangan sekali-kali menggunakan alkohol, bensin, atau tiner cukup lap bersih saja. Karena bahan kimia ini dapat merusak komponen-komponennya.
  4. Berhati-hatilah untuk tidak menggunakan air dalam membersihkan printer.
  5. Bukalah lid printer (penutup printer)
  6. Keluarkan kotak pita printer dari tempatnya.
Nah, sekarang  Anda sudah siap untuk mengikuti langkah berikutnya, yaitu memperbaiki.

Apabila langkah-langkah persiapan di atas telah  Anda lakukan semua dengan baik, maka sekarang ikutilah langkah-langkah memperbaiki berikut ini:

Perhatian!
Ingat printer harus tetap dalam keadaan off selama memperbaiki.
  1. Bersihkan debu-debu yang berada di sekitar head dengan lap tadi
  2. Setelah selesai oleskan oli sedikit demi sedikit pada kedua rel tadi sampai seluruh bagian rel terkena oli.
  3. Untuk roda-roda pemutar tali penggerak head yang terletak di sebelah kiri dan kanan printer dan juga pemutar pita sebaiknya  Anda teteskan oli juga.
  4. Geser-geserlah posisi head agar rel silinder tempat kepala head bergerak terkena oli juga.
  5. Teruslah lakukan langkah tadi sampai head printer mau bergerak walau masih terasa “seret”.
  6. Ulangi langkah-langkah 3, 4, dan 5 sampai head tersebut dapat bergerak dengan baik, jika perlu oleskan dan teteskan oli pada rel dan roda-roda pemutar sekali lagi.
Kalau head sudah dapat bergerak dengan lancer berarti printer  Anda sudah dapat dipakai lagi. Cobalah tes printer  Anda apakah sudah bisa berjalan dengan baik dan jangan lupa untuk memasang kembali kotak pita printer yang tadi dikeluarkan.

Penulis menyarankan, agar sebelum memperbaiki ada baiknya  Anda terlebih dahulu memahami bagian-bagian printer  Anda terutama bagian-bagian yang menjadi fokus dalam memperbaiki, maksudnya supaya nanti tidak bingung, bahkan kalau perlu  Anda lihat kembali buku manual  Anda agar lebih mengerti lagi.

Akhir kata Penulis mengucapkan selamat mencoba dan apabila ada kata-kata yang salah sudi kiranya pembaca untuk memaafkan.
Sampai juga!.

Daftar Pustaka
Epson LX-800 9 Pin impact Dot Matrix Printer User’s Guide.



Kamis, 02 April 2015

Mengenal Device Driver

Apakah sebenarnya device driver itu? Mengapa device driver harus ada? Bagaimana DOS menanganinya? Semuanya itu akan dibahas pada artikel ini.

Pengguna PC tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah device driver. “Oh, yang dipasang dengan instruksi DEVICE pada CONFIG.SYS”, mungkin begitu Anda berpikir. Tetapi tampaknya tidak semua pembaca mengerti apakah device driver itu sebenarnya. Banyak yang menggunakan device driver sekedar sebagai suatu keharusan tanpa memahami kegunaannya. Nah, pada kali ini akan dibahas bermacam-macam hal mengenai device driver.

Pengertian Device Driver
Sistem operasi seperti DOS harus menangani bermacam-macam hal. Ada memori yang harus diatur, ada berbagai piranti yang harus ditangani. Piranti atau device adalah berbagai peralatan yang harus ditangani oleh CPU, seperti keyboard, floppy disk drive, hard disk drive, CRT, dan lain-lain. Bagaimana cara DOS mengatur piranti-piranti yang terhubung? Dengan device driver tentunya. Device driver atau pengendali piranti adalah kode yang berfungsi untuk menyalurkan semua komunikasi dari dan ke piranti.

Mengapa Harus Ada?
Kita buka kembali sejarah DOS. MS-DOS pertama yang diluncurkan, yaitu MS-DOS 1.0, mendukung pemakaian piranti berupa disk drive satu sisi (single sided) yang berkapasitas 180 KB. Tidak terlalu lama setelah itu, IBM menyediakan disk drive tipe baru, yaitu disk drive 360 KB dua sisi (double sided) yang masih banyak kita lihat saat itu. Untuk bisa menggunakannya, semua pemakai MS-DOS 1.0 harus melakukan upgrade ke versi baru, yaitu versi 1.1 yang sudah mendukungnya. Bagaimana dengan hard disk? Saat itu hard disk memang sudah ada, tetapi dengan DOS pemakaiannya sangat tidak menyenangkan. Mengapa hal ini terjadi? Semua itu karena MS-DOS 1.x sama sekali tidak menggunakan device driver. Semua kode yang tergantung pada hardware yang berguna untuk menangani input dan output telah tergabung menjadi satu sistem utuh dengan MS-DOS. Pembaruan sangat dibutuhkan bagi DOS.

System operasi komputer-komputer lainnya pada tahun 1980-an sebenarnya telah mendukung pemakaian device driver. Sebagai contoh adalah versi-versi awal UNIX dari Bell Laboratories. Pada sistem operasi ini, semua kode yang tergantung pada hardware dijadikan modul-modul kecil yang secara individual terpisah dari kode sistem operasi. Modul-modul inilah yang sebenarnya merupakan device driver. Jika Anda mengganti device driver, Anda harus melakukan building dan linking ulang pada sistem operasi UNIX yang dibuat dengan bahasa C itu. Cukup repot juga, walaupun ini lebih baik daripada sistem operasi MS-DOS versi-versi awal.

Akhirnya bersamaan dengan munculnya PC/XT pada tahun 1983, pembaruan pun mulai terlihat pada sistem operasi DOS. MS-DOS 2.0 telah mendukung kemampuan instalasi device driver. Caranya pun lebih mudah daripada linking ulang system operasi, yaitu hanya dengan memodifikasi file CONFIG.SYS dan melakukan reboot.

Nah, dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa device driver itu memang harus ada, karena jika muncul piranti hardware baru, kita tinggal menggunakan device driver-nya tanpa harus melakukan upgrade seluruh sistem operasi. Ini jika device driver-nya disediakan oleh vendor piranti tersebut. Jika tidak, terpaksalah kita menunggu DOS versi baru mendikungnya.

Instalasi Device Driver
Beberapa device driver telah terinstalasi secara otomatis pada saat booting komputer Anda. Tetapi ada juga yang harus Anda instalasi sendiri. Device driver yang harus diinstalasi sendiri disebut installable device driver.

Dalam instalasi device driver, CONFIG.SYS adalah file yang sangat penting. File ini berisi konfigurasi sistem komputer Anda. Karena file ini merupakan file teks, anda dapat memodifikasinya dengan sangat mudah.

Agar dapat melakukan instalasi device driver baru, Anda membutuhkan file device driver-nya. Kemudian pada file CONFIG.SYS Anda tinggal menambahkan instruksi DEVICE sebagai berikut:

DEVICE namafile

Sebagai contoh, jika Anda ingin menginstalasi HIMEM.SYS pada CONFIG.SYS tinggal Anda tambahkan baris berikut:

DEVICE HIMEM.SYS

Mengapa tidak menggunakan DEVICE=HIMEM.SYS? sebenarnya karakter “=” (sama dengan) yang mengikuti DEVICE itu tidak ada gunanya. Tampaknya parser MS-DOS mengabaikan tanda tersebut.
Hal ini juga berguna untuk semua instruksi CONFIG.SYS lainnya.

Perlu diketahui bahwa file device driver yang diinstalasi dengan instruksi DEVICE pada CONFIG.SYS dapat menampung beberapa device driver. Jadi tidak tepat jika menggunakan bahwa file-file yang disebutkan pada DEVICE merupakan device driver itu sendiri. File-file device driver tersebut hanya merupakan tempat tinggal device driver dalam media penyimpan, dan merupakan sarana untuk instalasi driver yang bersangkutan. Jadi bedakan antara file device driver dengan device driver itu sendiri.

Mudahkah instalasi device driver pada MS-DOS? Ternyata kadang-kadang memusingkan juga, karena file device driver sering kali harus disertai parameter yang memusingkan. Sebagai pembanding dengan sistem MS-DOS.

Dapatkah kita menyederhanakan instalasi device driver sehingga jika kita membutuhkan kita tidak perlu melakukan reboot? Dapat saja. Ada beberapa program yang dapat melakukannya, seperti DEVLOD oleh Jim Kyle dan program lain yang dimuat dalam Dr.Dobb’s Journal edisi November 1991. Dengan program-program ini Anda tinggal memanggilnya dari prompt DOS dengan disertai nama file device driver yang diinginkan, kemudian device driver-nya langsung terinstalasi! Sebuah pembaruan lagi terlaksana untuk system MS-DOS.

-Bersambung-

Rabu, 01 April 2015

Dasar Logika Pemrograman Terstruktur

Bagian I : Dasar Logika Pekerjaan

Membuat suatu program terstruktur sama halnya dengan mengerjakan pekerjaan manusia sehari-hari. Artikel ini akan membahas secara singkat dasar logika pekerjaan manusia yang berhubungan dengan dasar logika pemrograman terstruktur. Artikel ini merupakan artikel pertama yang akan mengulas teori tentang “Software Design”.

Seorang manusia baik dia seorang pengangguran maupun seorang super-sibuk, dalam kehidupannya tidak selalu sama, bergantung pada orangnya. Seorang pengangguran, tentunya tidak mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi dengan menganggur sebenarnya dia juga melakukan kegiatan. Kegiatan tersebut banyak macamnya, entah tidur, merokok, makan, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk seorang yang super-sibuk, tentunya mempunyai lebih banyak kegiatan yang harus dilakukannya setiap hari.

Untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam kehidupan ini (makan, tidur, bernapas, jalan, dan lain sebagainya) maupun pekerjaan sehari-hari (bekerja, belanja, dan lain sebagainya) tanpa kita sadari mempunyai aturan dan urutan yang harus diikuti.

Memang tidak bayak orang yang menyadari hal ini, tetapi juga tidak dapat kita pungkiri bahwa aturan dan urutan kegiatan tersebut memang ada. Sebagai contoh, seorang pengangguran, setiap harinya tidak melakukan pekerjaan apapun, hanya tidur-tiduran, duduk-duduk, jalan-jalan, dan lain sebagainya. Pekerjaan yang ia lakukan tersebut juga mempunyai aturan dan urutan yang tidak ia sadari. Tentu tidak akan melakukan kegiatan seperti contoh berikut ini:
  • Selagi lari, dia makan;
  • Selagi mandi, dia mandi;
  • Selagi minum, dia bermimpi;
  • Dan lain sebagainya.
Kecuali dia dalam keadaann tidak normal.

Dasar Logika Pekerjaan atau Kegiatan
Telah disinggung di atas bahwa semua pekerjaan/ kegiatan mempunyai aturan dan urutan. Kalau kita perhatikan sengan seksama, sebenarnya pekerjaan/ kegiatan yang dikerjakan oleh manusia terdiri dari:

1.Urut
Bagaimanapun semua pejerjaan/ kegiatan harus kita kerjakan secara berurutan. Setelah kita telah selesai mengerjakan satu pekerjaaan baru kita mengerjakan pekerjaan berikutnya. Semua pekerjaan tidak dilakukan dengan acak-acakan atau semrawut, akibatnya mungkin kita tidak memperoleh hasil yang diinginkan.

Di samping urutan yang diutamakan, juga kita tidak boleh mengerjakan suatu pekerjaan/ kegiatan dengan loncat-loncat (meninggalkan pekerjaan untuk mengerjakan pekerjaan lain). Sebagai contoh:

Untuk memasak nasi,  tentu kita tidak melakukan:
  • setelah nasinya masak
  • baru nasinya dicuci
Tetapi
  • berasnya dicuci terlebih dahulu
  • baru dimasak
bila hendak mandi, tentu kita melakukan:
  • membuka baju terlebih dahulu
  • baru mandi
Bukan melakukan:
  • mandi dahulu
  • baru membuka baju
Sehingga proses berurutan adalah salah satu prinsip pekerjaan/ kegiatan manusia.

2.Ulang
Tidak hanya pekerjaan manusia, planet bumi kita ini juga melakukan pekerjaan berulang. Setiap hari kita melihat ke ufuk timur melihat matahari terbit, secara perlahan tapi pasti akan bergeser dan terbenam di ufuk barat. Kejadian ini terus berlangsung dari dulu hingga waktu yang akan datang. Rotasi bumi terhadap matahari akan berlangsung terus sampai dunia kiamat.

Di samping itu dalam pekerjaan manusia setiap harinya, mulai dari bangun pagi sampai pergi tidur, semuanya mengalami proses pengulangan. Begitu juga dengan pekerjaan-pekerjaan manusia lainnya. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa proses pengulangan selalu terjadi dalam kehidupan manusia, atau proses pengulangan adalah salah satu prinsip dari logika pekerjaan/ kegiatan manusia.

3.Cabang
Setiap hari manusia berhadapan dengan berbagai masalah yang harus dipecahkan, yang tentunya mempunyai dampak dan hambatan yang juga berbeda-beda. Untuk menyelesaikan masakah-masalah yang dihadapi, manusia mempunya pilihan, masalah mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan mana yang kemudian, hal ini didasari oleh pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Hal ini selalu terjadi dalam kehidupan manusia. Ya dan tidak, akan selalu terjadi yang diikuti dengan konsekuensi tindak lanjutnya.

Contoh yang paling sederhana adalah sebagai berikut: bila kita hendak masuk ke dalam rumah melalui pintu, semuanya dilakukan dengan spontanitas dan reflek yang tinggi, sehingga berjalan dengan cepat. Bila pintunya tertutup maka secara otomatis tangan kita digerakkan untuk membuka dan bila pintunya telah terbuka terlebih dahulu tentu kita tidak perlu membuka pintu terlebih dahulu, tetapi langsung masuk saja.

Masalah ini kalau diamati, kita mempunyai pintu tertutup atau terbuka. Kalau tertutup tindak lanjutnya tentu berbeda dengan pintu yang terbuka. Dengan demikian kita menemui alternative untuk menentukan pilihan. Konsekwensi kondisinya akan “Ya” atau “Tidak”. Uraian-uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa dasar logika pekerjaan/ kegiatan manusia terdiri dari:
1.Urut;
2.Ulang; dan
3.Cabang.

Logika-logika tersebut sangat erat hubungannya dengan dasar-dasar logika pemrograman terstruktur yang akan di bahas pada artikel edisi mendatang.

Sekian dulu pembahasan pertama dari saya, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda sekalian. Bila ada kekurangan maupun kesalahan pada artikel ini, mohon kiranya dikoreksi dan dimaafkan. Sampai jumpa pada artikel berikutnya.

Daftar Pustaka
1.David Budgen, Software Design, Addison-Wesley, 1993
2.La Budde K, Structured Programming Consepts, McGraw-Hill, 1997
3.Niklaus Wirth, Algorithms and Data Structures, Prentice-Hall, 1986.